MPLS SMK Al-Irsyad Surabaya: Bekali Siswi dengan Edukasi Bahaya NAPZA, Judi Online, dan Pinjol Sejak Dini

MPLS SMK Al-Irsyad Surabaya: Bekali Siswi dengan Edukasi Bahaya NAPZA, Judi Online, dan Pinjol Sejak Dini

Surabaya, 21 Juli 2025 – Aula Yayasan Perguruan Al-Irsyad Surabaya (YPAS) menjadi saksi antusiasme para siswi baru dalam kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) SMK Al-Irsyad. Tak hanya sekadar pengenalan sekolah, MPLS tahun ini dirancang menjadi lebih bernilai melalui edukasi tematik yang menyentuh langsung realita generasi muda, yakni bahaya NAPZA, judi online, dan pinjaman online ilegal (pinjol).

Dengan mengusung tema “Membangun Karakter Tangguh di Era Digital”, sebanyak 137 siswi dan 27 guru pendamping mengikuti kegiatan sejak pukul 07.00 hingga 12.30 WIB.

Untuk mengupas tuntas tema besar ini, sekolah menghadirkan dua narasumber ahli:
  • dr. Gerryd, Kepala Puskesmas Sawah Pulo, memberikan pemahaman menyeluruh tentang bahaya NAPZA, baik dari sisi kesehatan fisik maupun psikologis.
  • AKP. M. Zainuddin, Kasat BINMAS Polres Pelabuhan Tanjung Perak, membawakan materi bahaya judi online dan pentingnya patuh terhadap aturan lalu lintas.

Rangkaian acara dibagi dalam dua sesi:

  • 07.00 – 09.15: Materi tentang NAPZA
  • 09.30 – 11.30: Materi tentang judi online dan kedisiplinan berlalu lintas

Kegiatan berjalan tertib, interaktif, dan penuh semangat. Para siswi menunjukkan antusiasme tinggi melalui pertanyaan, diskusi, dan testimoni yang menyentuh isu nyata di sekitar mereka.

Mengapa Materi Ini Penting?

Isu NAPZA dan pinjaman/judi online bukan lagi sekadar ancaman “dewasa” — kini remaja dan pelajar menjadi target utama.

Fakta Nyata di Lapangan:

  • Tahun 2023, 312.000 remaja terdata terjerat NAPZA secara nasional.
  • Januari 2025: 821 pelajar-mahasiswa terlibat langsung dalam kasus narkoba – naik 91% dari akhir 2024.
  • Transaksi judi online di usia pelajar (10–19 tahun) mencapai lebih dari Rp 50 miliar.
  • Pinjol ilegal telah menjebak pelajar melalui iming-iming uang cepat, memicu stres, dan bahkan bunuh diri.

“Melalui media sosial dan game, ajakan untuk berjudi atau pinjam uang online itu datang dalam bentuk yang halus dan menyenangkan, tapi dampaknya bisa menghancurkan masa depan anak-anak kita,” ungkap AKP Zainuddin saat menyampaikan materi.

Pendidikan Moral Lewat MPLS

Dengan penyampaian yang komunikatif dan disesuaikan dengan usia pelajar SMK, materi yang diberikan memberikan bekal konkret untuk para siswi:

  • Mengenali dan menghindari jebakan narkoba dari teman sebaya
  • Menyadari bagaimana algoritma media sosial bisa mengarahkan pada konten judi dan pinjol
  • Belajar menolak ajakan negatif dengan percaya diri
  • Menjadi pengguna internet yang cerdas dan disiplin dalam hidup sehari-hari, termasuk di jalan raya

“Materinya sangat membuka mata. Saya jadi tahu kalau sekarang banyak yang pakai media sosial buat ngajak judi atau pinjam uang. Sekarang saya tahu harus hati-hati,” ujar salah satu siswi peserta.

Kegiatan yang Meninggalkan Dampak

Tanggapan positif datang baik dari narasumber maupun peserta. Para siswi aktif bertanya, menanggapi, dan berdiskusi, menunjukkan bahwa kegiatan ini bukan hanya seremonial, tapi membekas secara emosional dan intelektual.

dr. Gerryd mengapresiasi semangat peserta: “Edukasi seperti ini penting untuk membentuk benteng sejak dini. Jangan tunggu anak kena dulu, baru bergerak.”

AKP Zainuddin menambahkan: “Anak-anak ini luar biasa. Mereka kritis dan mau mendengar. Tinggal bagaimana sekolah dan lingkungan terus mendampingi mereka.”

Penutup: Membentuk Generasi SMK yang Tangguh

Melalui MPLS tahun ini, SMK Al-Irsyad Surabaya menegaskan komitmennya bukan hanya mencerdaskan anak-anak bangsa secara akademis, tapi juga membentuk karakter yang kuat dan bijak menghadapi tantangan zaman.

“Pendidikan moral dan karakter tidak bisa ditunda. MPLS bukan sekadar orientasi, tapi adalah investasi masa depan bangsa,” tegas Kepala Sekolah SMK Al-Irsyad.

Dengan edukasi yang tepat, lingkungan yang mendukung, dan peran aktif keluarga serta sekolah, kita bisa memastikan bahwa siswi-siswi SMK tidak hanya sukses belajar, tapi juga selamat dari ancaman digital yang nyata.

SMK Al-Irsyad Surabaya

Previous Ketika Murid Tidak Kunjung Paham, Bagaimana Sikap Guru?

Yayasan Perguruan Al-Irsyad Surabaya